Search Engine

Batik Sidomukti, Batik Khas Magetan

Desa yang merupakan sentra perajin batik di Magetan adalah Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan. Bagi para wanita di desa ini, menorehkan canting di atas kain bukanlah hal yang sulit. Sebab keahlian tersebut telah diperolehnya secara turun-temurun sejak tahun 1970-an.
Sekilas, Batik Sidomukti tidak jauh berbeda dari batik daerah lainnya. Namun, sebenarnya Batik Sidomukti Magetan mempunyai ciri khusus pada motifnya, yakni motif “Pring Sedapur” atau serumpum bambu.
Motif ini diambil dari rumpunan tumbuhan bambu yang tumbuh mengelilingi kawasan Dusun Papringan di Desa Sidomukti.

Secara umum keberadaan Batik Sidomukti sangat terpuruk. Keberadaan batik khas Magetan dengan motif Pring Sedapur ini, dari tahun ke tahun semakin kalah bersaing di tingkat pasar lokal akibat masuknya Batik Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Meski Batik Pring Sedapur telah diakui oleh pemerintah daerah setempat sebagai batik khas Magetan, namun terus terang perhatian dari Pemkab Magetan sendiri dinilai masih kurang. Sehingga kami sulit berkembang. Hal ini diperparah dengan keberadaan batik dari daerah lain yang masuk Magetan.

Batik tulis bermotif serumpun bambu ini rata-rata dijual seharga Rp65 ribu hingga Rp300 ribu untuk berbagai jenis kain. Pemasaran batik ini masih untuk pasar lokal, namun ada juga beberapa yang datang dari luar Magetan seperti Lamongan, Surabaya, dan Yogyakarta.

Terkait kelanjutan regenerasi perajin batik Pring Sedapur. Banyak warga muda di Desa Sidomukti yang enggan membatik. Mereka lebih senang setelah lulus dari sekolah langsung bekerja ke luar daerah ataupun ke luar negeri. Pembatik pesimis terhadap kelanjutan proses produksi batik khas Magetan ini. Pemuda di sanakota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang lebih menyukai bekerja di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang

Meski demikian, di tengah berbagai kendala tersebut, pihaknya telah berkomitmen untuk terus mempertahankan dan mengembangkan batik, budaya bangsa yang telah dipatenkan keberadaanya di tingkat internasional oleh UNESCO, sebagai budaya dunia yang bernilai tinggi.

0 comments:

Post a Comment

Followers